Assalamu'alaikum

Sabtu, 31 Oktober 2009

SAJAK BUAT BUNDA


tersentuh jemari lembut sang Bunda
menimangku saat pekik teriak tangisku
di bibirnya terlantun selalu nyanyian merdu
sampai lelapku dalam buai harapan

selalu terngiang semua kata keadilan
setiap pagi tak lelah engkau ajarkan
meski kata orang anakmu nakal
tetap kau berikan nasihat kebajikan

tutur katamu yang menenangkan jiwaku
kian buat aku luluh dalam rangkulmu
begitu banyak aku membuat butiran peluhmu
hingga ragaku tak mampu membalas budimu..

O, bunda izinkan ku bersujud padamu
maafkan anakmu yang belum mampu beri balasan atas lelahmu menjagaku
Hanya doa tulus di setiap sujudku yang bisa kuberikan.
Bunda engkau adalah malaikat yang nyata yang dihadiahkan Allah untukku.

Ya Allah, dia telah mengandungku dengan lemah
aku tak tau berapa besar derita dan sakit yang ia rasakan
maka ringankanlah langkah kakinya menuju jalanMu

Ya Allah, dia lah yang melindungi kulitku dari sengatan panas matahari
maka lindungilah kulitnya dari naarMu yang menyala-nyala

Ya Allah, dialah yang melindungiku saat aku berjalan
menghalau debu di bajuku
maka lindungilah beliau dari segala marabahaya

Ya Allah, dialah yang menyeka air mataku saat aku menangis
dan menjadi tempat peraduanku saat aku lelah bermain
maka hapuskanlah setiap pedih dalam hatinya ya Raab
lindungilah dia dari kesedihan dan kegelisahan
dan jadikanlah istanaMu sebagai peraduan abadi baginya

Ya Allah, aku melihat beliau melipat mukena susai fajar
pandangan beliau menerawang , lusuh mukena itu ku pegang..
basah di mana mana..
akankah tadi kristal bening itu jatuh Ya Allah?
Ya Allah, hapuskanlah segala kesedihan beliau
karena aku tau Ya Allah,
pedih apa yang beliau rasakan..

Ya Allah, saat itu beliau menunjuk atap biru yang menawan
dan itu adalah awal beliau memperkenalkanku padaMu
maka naungilah beliau di hari yang tidak ada naungan selain Engkau

Aku Sayang Mamak
Izul persembahkan tulisan ini buat mamak.

Mamak Adalah Malaikat yang Nyata dari Allah Untukku


aku lahir dari rahim wanita yang sangat kuat. Dia memberikan aku kehidupan. Dia memberikan aku kebahagiaan dan kesedihan dalam hidup. Aku besar diasuh dan pelihara oleh wanita yang tidak pernah mengeluh. Sesulit apapun kehidupan dia tidak pernah putus asa. Tetap berjalan menjalani kehidupan mendampingiku.

Susah, sedih, duka dia jalani dengan senyum. Aku merengek dia tersenyum. Aku berkeluh dia tersenyum. Aku membentak dia tersenyum. Tersenyum selalu tersenyum
Tangisnya tertutupi oleh senyumnya. Dukanya tertutupi oleh senyumnya. Sakitnya tertutupi oleh senyumnya. Selama aku hidup bersama denganmu Bunda. Aku hanya ingin ucapkan maafkan aku, terima kasih bunda, dan aku sayang Bunda.

Sekarang aku masih dalam tahap pendidikan di bangku kuliah dan orang tua ku sudah cukup tua sehingga mereka tak bisa bekerja dengan keras lagi dan membiayai kuliahku. Hanya abang-abangku yang bisa bantu kuliahku. Aku anak paling kecil dari 7 bersaudara. Semua abang maupun kakakku sudah berkeluarga dan sudah memberikan cucu buat di timang oleh kedua orang tuaku dan mengabdi kepada mereka walaupun sudah punya keluarga masing-masing . Cuma aku saja yang belum. Hihihi:( belum saatnya. Sabar ya… sekolah dulu yang bener (abangku mode on).

Yang aku takutkan adalah aku takut jika suatu saat mereka di ambil oleh yang Maha Kuasa, mereka tidak sempat melihat aku selesai kuliah, bekerja dan berkeluarga + cucu terakhir dari darah dagingku. Aku takut tidak bisa memberikan yang terbaik buat orang tuaku. sekarang aku merantau untuk kuliah dan jauh dari orang tua. Kerinduan selalu datang dari diriku, ingin memberikan sesuatu dari yang aku punya. Walaupun tidak besar dibanding besarnya pengorbanan orang tuaku. Hanya doa tulus dari lubuk hatiku yang selalu aku doakan dalam setiap langkah maupun ibadahku. Setiap aku pulang kampung dan mau pamit untuk balik ke jakarta. Aku berkata kepada ibuku. Mamak, tahun depan insyaAllah mudah-mudahan aku bisa pulang lagi ke rumah dan bertemu mamak lagi memeluk dengan erat dan mencium mamak. Ibuku menjawab, InsyaAllah, belum tentu mamak bisa ketemu lagi dengan kamu. Mamak ini sudah tua dan sudah gak lama lagi. Mudah-mudahan Allah masih memberi kesempatan buat mamak untuk melihat kamu pulang. InsyaAllah kalau kamu wisuda nanti mamak akan datang ke Jakarta melihat kamu wisuda. :( sedih banget dengarnya takut gak kesampaian impian ibuku.

Selalu saja setiap aku cerita ke ibu, beliau selalu mengingat akan kembalinya beliau kepada Sang Pencipta. Gak tau kenapa ibuku selalu berkata seperti itu. Mungkin karena kerinduannya yang besar kepada Sang Pencipta mengingat umurnya yang sudah tua. Rasulullah juga bersabda dalam haditsnya : “Orang yang selalu ingat akan kematian adalah orang-orang yang cerdas, karena ia selalu mempersiapkan diri menghadapi kematian itu”. Aku selalu menepis perkataan ibuku dengan rasa takut. Takut karena aku tidak bisa mewujudkan impiannya dan juga impianku. Meskipun itu semua sudah Allah atur kapan waktunya. Tak ada yang abadi di dunia ini. Semua pasti akan kembali kepada-Nya. Aku berkata, jangan gitu mak, aku belum bisa ngasi apa-apa sama mamak. Aku pengen mamak bisa melihat aku wisuda, bekerja, dan berumah tangga + cucu buat mamak.

Aku takut sekali tidak bisa mewujudkan impianku. Aku selalu berdoa untuk bisa mewujudkan impianku juga orang tuaku. Mudah-mudahan Allah berkenan dan mengabulkan doaku.

Izul Sayang Mamak
Izul Persembahkan tulisan ini buat Mamak
I Love U Mom...

Kamis, 15 Oktober 2009

Semua Untukmu

Hari ini angin rindu datang berhembus, menggugurkan daun-daun yang sudah menguning. Titik air di ujung daunnya pun akhirnya terjatuh setelah sekuat tenaga ia bertahan untuk tidak pecah. Tapi ternyata semua ada batasnya. Tak ada yang abadi. Begitu juga dengan rindu ini. Tak akan lama bertahan sembunyi dalam gua hati.

Dunia seperti berputar kembali, menayangkan rekaman saat-saat aku bersamanya. Masa di mana sangat aku rasakan sayang dan canda tawanya, yang terus menerus mengalir seolah tak kenal muara. Belaian kasih sayangnya saat aku butuh kehangatan meskipun sulit baginya untuk berkata-kata, suara lembutnya saat hati ini dilanda kegundahan. Dengan sepenuh hati dia merelakan waktunya untuk tempatku bersandar kala rindu menyerang tubuhku, atau saat aku mengalami sesuatu dan mencurahkan segala isi hatiku dan menceritakan semua kisahku.

Langit hari ini masih cerah. Tapi siapa sangka kalau hujan akan datang. Meski tidak begitu deras, tapi bisa melepas dahaga sang tanah yang memang haus akan air, cukup untuk membuat suasana terasa lebih segar. Mencerahkan kembali fikiran-fikiran yang kalut terhadap berbagai persoalan dunia. Dan bagiku, membawa kembali pada keindahan dan kehangatan saat-saat bersamanya, saat harus berhujan-hujanan saat mengantarnya pulang hingga rindu yang terbendung pecah seketika.

Teringat pada suatu malam, ketika aku akan memulai hidup tanpa ada seseorang yang dekat di sisiku. Hari itu, adalah hari terakhir aku bersama dengannya sebelum kami berpisah. Pesan dan nasehat pun mengalir dengan suaranya yang tetap lembut walaupun kami masih saling malu. Sampai akhirnya detik itu datang juga, saat ku rengkuh tangan halusnya, kemudian melepaskan tangannya dengan penuh rasa hormat, dia membalasnya dengan senyuman, tanda bahwa rasa sayangnya melebihi kekhawatiranku meninggalkann saendiri. Dalam ku rasakan deburan cintanya yang kuat dan tulus. Membuat air mata ini ingin segera menumpahkan segalanya. Tapi itu tak kulakukan di depannya cukup hatiku saja yang merintih dan merasakan. Aku harus tunjukkan bahwa aku baik-baik saja tanpa ada dia di sisiku. Cukup pada Allah sajalah aku berserah diri. Tak ingin mengganggu konsentrasi bekerjanya karena aku.

Tuhan, ternyata cinta begitu dekat denganku. Kasih dan pengorbanannya untukku takkan pernah bisa kubalas meski dengan tetesan darah dan airmata. Segala yang aku miliki dalam hidup ini, materi yang aku punya atau kehidupan yang aku miliki, pun tak kan bisa membalas apa yang pernah dia lakukan untukku. Genggaman tangannya, suara lembutnya, sikapnya yang lucu dan unik, tak akan pernah tergantikan. Selalu menghiburku saat melihat sikap uniknya.

Maka nikmat-Mu yang manakah yang aku dustakan, Ya Rabb?

Karenanya aku bisa belajar dan bersemangat. Karenanya aku bisa menikmati indah dunia-Mu. Karenanya aku menemukan diriku. Karenanya aku merasa punya arti dalam hidup ini. Karenanya aku mengenal-Mu. Karenanya aku terbiasa membaca surat cinta-Mu.
Saat ini, ku rela bersusah payah mengejar cita-cita yang menjadi impiannya. Tak ingin sedikit pun ku ulangi sejumlah kecewa di hatinya. Karena yang ku tahu dia sayang padaku. Aku ingin dia bangga.

”Tuhan tolonglah
Sampaikan sejuta sayangku untuknya
Ku trus berjanji
Tak kan khianati cintanya”

Aku ingin melengkapi lukisan hidupnya, menjadi lukisan yang sempurna. Meski dengan segala keterbatasan dan kesederhanaan yang dia miliki, aku tetap bangga padamu, Sayangku.

Kamis, 15 Oktober 2009 05.30 Wib
 
Design Downloaded from Free Blogger Templates | Free Website Templates