Assalamu'alaikum

Selasa, 03 April 2012

Mengoreksi diriku sendiri

Bismillahirrahmanirrahim..

sesungguhnya tidak ada yang penting dari tulisanku ini. tapi semata2 hanya untuk bermuhasabah dan memperbaiki diriku sendiri agar aku selalu ingat akan apa yang pernah ku tulis. kemarin aku sempat mendengar sebuah rekaman ceramah dari ustadz Umar Mita, Lc. Di awal pembukaan ceramahnya beliau mengulas sedikit tentang rasa syukur. Sungguh ceramah beliau begitu keras menghujam hatiku. membuatku sadar dan merasa betapa aku benar2 berada pada titik kehancuran, kemunafikan, kemaksiatan bahkan yang paling aku takutkan adalah sampai titik kekufuran. Na'udzubillah min dzalik. Begitu lalai dan terlenanya nya aku selama ini. Isi ceramahnya sebagai berikut.

Ayyuhal ikhwah a’adzaniyallah wa iyyakum, jama’ah ikhwan dan akhwat semoga kita di berikan Rahmat, berkah serta di berikan istiqomah oleh Allah subhanahu wa ta’ala. tentunya tidak ada yang penting di dalam kita memulai mejelis yang mulia ini kecuali adalah menjadikan hati kita menjadi hati yang Qolbun Syakur (hati yang selalu bersyukur) kepada Allah atas semua limpahan kenikmatan yang diberikan oleh Allah dalam setiap detail kehidupan kita. Karena sesungguhnya barang siapa yang dilapangkan rezeki dan di hamparkan kenikmatan kepadanya oleh Allah, tetapi tidak bertambah ketaatan dia kepada Allah. Hati-hati, Berarti mungkin dia sedang di benci dan di murkai oleh Allah. Al Imam Al Qurtubi mengatakan, sesungguhnya Allah ketika membenci suatu kaum, manusia, hamba yang Allah murkai. Terkadang Allah tidak mengadzabnya, terkadang Allah tidak menyiksanya. Allah membenci suatu kaum karena kelalaian kaum itu kepada Allah, tidak pernah menghamparkan ketaatan untuk khusyuk dan tunduk kepada Allah. Justru terkadang Allah bukakan pintu kesenangan yang tidak pernah mereka dapatkan sebelumnya. Allah dekatkan keinginan dan kecenderungan mereka terhadap dunia, sehingga Allah datangkan kepada mereka adzab sehingga membuat mereka terhenyak.


Allah katakan di dalam surat Al An’am ayat 44 : “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”


Ketika kami dapatkan orang itu lupa kepada Allah, bukan Allah mengadzabnya, tidak Allah menyiksanya secara buru2 di dunia. Tetapi ketika Allah dapatkan suatu kaum yang lupa terhadap peringatan yang diberikan oleh Allah, maka Allah akan bukakan pintu kesenangan kepada mereka. Dikatakan oleh Imam Ibnu katsir bahwasanya Allah bukakan pintu-pintu kesenangan dunia untuknya, Allah berikan kesehatan, Allah lapangkan urusannya, supaya dia bertambah lupa kepada Allah. Ketika mereka sedang bersenang-senang kepada kenikmatan itu, Allah akan berikan adzab yang datang secara tiba-tiba. Barulah mereka datang, barulah mereka terhenyak kaget putus asa terhadap semua adzab yang Allah berikan.


Ingat ayyuhal ikhwah, ana ingatkan kepada ana secara khusus dan kepada antum secara umum. Bahwasanya kenikmatan yang tidak diiringi dengan amal sholeh, maka itu bukanlah nikmat, tetapi itu adalah istiddzrot. Perhatikan terhadap apa yang di katakan oleh Rasulullah dengan lisan beliau yang mulia. Kalau kamu melihat ada seorang hamba Allah yang diberikan kenikmatan oleh Allah atas kemaksiatan yang dia lakukan atau bertambah pula dosa, kesyirikan dan kekufuran yang dia lakukan. Ketika Allah tambahkan kepadanya rezeki, bertambah pula kemaksiatannya kepada Allah, ketahuilah bahwa itu bukan nikmat, itu adalah istiddzrot. Istiddzrot itu apa? Istiddzrot itu kalau bahasa orang jawa kalau boleh saya pinjam, itu adalah di elu-elu. Seakan-akan di naikkan untuk di jatuhkan kepada titik yang paling rendah. Semoga Allah memberi kepada kita kenikmatan yang menambah syukur kita kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.


Kira-kira seperti itu ceramahnya. Masih panjang sih, tapi itu hanya muqoddimahnya saja yang aku ambil. Subhanallah.. astaghfirullah.. aku menyadari betul akan kesalahan diriku. Betapa banyak kenikmatan yang Allah berikan untukku. Betapa banyak kemaksiatan yang sudah aku lakukan. Padahal aku sudah mengetahui hukumnya, aku sudah ikut mengaji dan ta’lim. Ceramah ini benar2 menyentuh sekali buatku.


Sekarang kodisiku benar2 terpuruk dan jauh dari Allah. Padahal Allah sudah memberikan aku rezeki dengan diberikan oleh Allah aku pekerjaan yang sudah ku jalani selama 2 bulan. Allah berikan aku kesehatan, Allah lapangkan urusanku. Namun justru tidak menambah rasa syukur dan ketaatanku kepada Allah. aku jarang ikut ta’lim, aku jarang mendengarkan ceramah di mp3 ku. aku jarang membaca Al Qur’an apalagi menghafalnya. Hafalanku yang sudah ku hafal kini menjadi banyak yang lupa dan buyar. Bahkan sampai aku lupa dan meninggalkan kewajiban sholat. Na’udzubillah min dzalik.

Astaghfirullah :(

Aku sudah terkena fitnah syubhat dan syahwat dan termasuk firman Allah di dalam surat Al An’am ayat 44. Allah berikan aku kenikmatan, Allah buat aku semakin lupa akan peringatanNya. Allah palingkan aku dari setiap peringatan yang ada.


Ya Allah… ampuni hamba. Hamba begitu lalai dengan segala peringatan dariMu serta tidak bersyukur atas nikmat dan kesenangan yang Engkau berikan.

Ya Allah Engkau begitu Maha Pengasih dan Penyayang, di balik keterpurukan dan keberpalingan hamba, Engkau selalu memberi hamba peringatan terus menerus dan menyadarkan diri hamba sehingga Engkau gerakkan dan sadarkan kembali hati ini untuk medengarkan kembali ceramah2 yang hamba miliki.

Ya Allah lipat gandakanlah pahala untuk ustadz-ustadz dan teman-teman hamba yang selalu memotivasi hamba.

Ya Allah berikanlah ke dalam hati hamba rasa khouf, roja’, dan mahabbah terhadap Engkau ya Robb.

Wahai Dzat yang Membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati hamba di atas agamaMu.


ieDzoels

April’12

0 komentar:

 
Design Downloaded from Free Blogger Templates | Free Website Templates