Assalamu'alaikum

Sabtu, 31 Oktober 2009

Mamak Adalah Malaikat yang Nyata dari Allah Untukku


aku lahir dari rahim wanita yang sangat kuat. Dia memberikan aku kehidupan. Dia memberikan aku kebahagiaan dan kesedihan dalam hidup. Aku besar diasuh dan pelihara oleh wanita yang tidak pernah mengeluh. Sesulit apapun kehidupan dia tidak pernah putus asa. Tetap berjalan menjalani kehidupan mendampingiku.

Susah, sedih, duka dia jalani dengan senyum. Aku merengek dia tersenyum. Aku berkeluh dia tersenyum. Aku membentak dia tersenyum. Tersenyum selalu tersenyum
Tangisnya tertutupi oleh senyumnya. Dukanya tertutupi oleh senyumnya. Sakitnya tertutupi oleh senyumnya. Selama aku hidup bersama denganmu Bunda. Aku hanya ingin ucapkan maafkan aku, terima kasih bunda, dan aku sayang Bunda.

Sekarang aku masih dalam tahap pendidikan di bangku kuliah dan orang tua ku sudah cukup tua sehingga mereka tak bisa bekerja dengan keras lagi dan membiayai kuliahku. Hanya abang-abangku yang bisa bantu kuliahku. Aku anak paling kecil dari 7 bersaudara. Semua abang maupun kakakku sudah berkeluarga dan sudah memberikan cucu buat di timang oleh kedua orang tuaku dan mengabdi kepada mereka walaupun sudah punya keluarga masing-masing . Cuma aku saja yang belum. Hihihi:( belum saatnya. Sabar ya… sekolah dulu yang bener (abangku mode on).

Yang aku takutkan adalah aku takut jika suatu saat mereka di ambil oleh yang Maha Kuasa, mereka tidak sempat melihat aku selesai kuliah, bekerja dan berkeluarga + cucu terakhir dari darah dagingku. Aku takut tidak bisa memberikan yang terbaik buat orang tuaku. sekarang aku merantau untuk kuliah dan jauh dari orang tua. Kerinduan selalu datang dari diriku, ingin memberikan sesuatu dari yang aku punya. Walaupun tidak besar dibanding besarnya pengorbanan orang tuaku. Hanya doa tulus dari lubuk hatiku yang selalu aku doakan dalam setiap langkah maupun ibadahku. Setiap aku pulang kampung dan mau pamit untuk balik ke jakarta. Aku berkata kepada ibuku. Mamak, tahun depan insyaAllah mudah-mudahan aku bisa pulang lagi ke rumah dan bertemu mamak lagi memeluk dengan erat dan mencium mamak. Ibuku menjawab, InsyaAllah, belum tentu mamak bisa ketemu lagi dengan kamu. Mamak ini sudah tua dan sudah gak lama lagi. Mudah-mudahan Allah masih memberi kesempatan buat mamak untuk melihat kamu pulang. InsyaAllah kalau kamu wisuda nanti mamak akan datang ke Jakarta melihat kamu wisuda. :( sedih banget dengarnya takut gak kesampaian impian ibuku.

Selalu saja setiap aku cerita ke ibu, beliau selalu mengingat akan kembalinya beliau kepada Sang Pencipta. Gak tau kenapa ibuku selalu berkata seperti itu. Mungkin karena kerinduannya yang besar kepada Sang Pencipta mengingat umurnya yang sudah tua. Rasulullah juga bersabda dalam haditsnya : “Orang yang selalu ingat akan kematian adalah orang-orang yang cerdas, karena ia selalu mempersiapkan diri menghadapi kematian itu”. Aku selalu menepis perkataan ibuku dengan rasa takut. Takut karena aku tidak bisa mewujudkan impiannya dan juga impianku. Meskipun itu semua sudah Allah atur kapan waktunya. Tak ada yang abadi di dunia ini. Semua pasti akan kembali kepada-Nya. Aku berkata, jangan gitu mak, aku belum bisa ngasi apa-apa sama mamak. Aku pengen mamak bisa melihat aku wisuda, bekerja, dan berumah tangga + cucu buat mamak.

Aku takut sekali tidak bisa mewujudkan impianku. Aku selalu berdoa untuk bisa mewujudkan impianku juga orang tuaku. Mudah-mudahan Allah berkenan dan mengabulkan doaku.

Izul Sayang Mamak
Izul Persembahkan tulisan ini buat Mamak
I Love U Mom...

0 komentar:

 
Design Downloaded from Free Blogger Templates | Free Website Templates